Thursday 16 June 2016

Manfaat Dari Beras Ketan

Beras ketan merupakan salah satu varietas padi yang termasuk dalam famili graminae. Butir beras sebagian besar terdiri dari zat pati sekitar 80- 85% yang terdapat dari endosperma yang tersusun dari granula- granula pati yang berukuran 3- 10 milimikron.

Beras ketan juga mengandung vitamin, mineral dan air. Komposisi kimiawi beras ketan terdiri dari Karbohidrat 79,4%, Protein 6,7%, Lemak 0,7%, Ca 0,012%, Fe 0, 008%, P 0, 148%, Vit B 0, 0002%, dan Air 0, 12%.

Dari komposisi kimiawinya diketahui bahwa karbohidrat penyusun utama beras ketan adalah pati. Pati merupakan karbohidrat polimer glukosa yang mempunyai dua struktur yakni amilosa dan amilokpetin.

Molekul amilosa merupakan rantai lurus yang masing- masing unit glukosanya dihubungkan oleh ikatan 1, 4 alpha glukosidik. Molekul yang panjang dengan rantai lurus ini membentuk Struktur Heliks ( Meyer, 1973 ). Rantai lurus amilosa terdiri atas 100- 700 unit alpha D glukosa dengan ikatan 1,4 alpha glukosidik ( Tauber, 1949 ).

Amilopektin merupakan polimer glukosa yang memiliki banyak percabangan. Amilopektin disusun oleh 20- 30 unit glukosa dengan ikatan 1, 4 alpha glukosidik pada rantai lurus dan pada percabangan dihubungkan oleh ikatan 1,6 alpha glukosidik ( Reed, 1975 ).

Berdasarkan berat mulekulnya diketahui bahwa amilopektin terdiri atas 1000 atau lebih unit glukosa ( Meyer, 1973 ). Amilopektin dengan struktur bercabang ini cenderung bersifat lengket.

Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna ( transparan atau tidak ) dan tekstur nasi lengket ( lengket, lunak, keras, atau pera ).

Beras ketan hampir seluruhnya di dominasi oleh amilopektin sehingga bersifat sangat lekat, sedangkan beras pera memiliki kandungan amilosa lebih dari 20% yang membuat butiran nasinya terpencar- pencar ( tidak berlekatan ) dan keras.

Struktur kimia amilopektin yang bercabang, menyebabkan struktur gel yang berbentuk lebih kompak dan lebih kuat dari pada amilosa sifat inilah yang menyebabkan mengapa beras ketan lebih lengket dari pada beras biasa ( beras non ketan ), sehingga pada pembuatan rengginang teksturnya lebih kompak.

Kandungan amilosa yang rendah pada beras ketan cenderung menghasilkan tekstur produk akhir yang renyah, rapuh, dan mudah hancur. Oleh karenanya penangan rengginang goreng harus hati- hati. Sifat- sifat inilah yang menjelaskan kenapa dipilih beras ketan sebagai bahan pembuatan rengginang.

Menurut winarno ( 1984 ) beras ketan tidak memiliki amilosa karena hanya mengandung 1- 2% sehingga termasuk golongan beras dengan kandungan amilosa sangat rendah ( < 9% ). 

Berdasarkan berat kering, beras ketan putih mengandung senyawa pati sebanyak 90%, yang terdiri dari amilosa 1- 2% dan amilopektin 88- 89%. Dengan demikian amilopektin merupakan penyusun terbanyak dalam beras ketan ( Juliano, 1972 ).

Jenis beras yang berbeda mempunyai perbandingan atau rasio kandungan amilosa - amilopektin yang berbeda pula. Ini merupakan penentuan utama bagi tekstur nasi ataupun hasil olahan berbasis beras lainnya. Berdasarkan kandungan amilosanya, beras dikelompokan menjadi beras dengan amilosa rendah yaitu antara 9- 20% amilosa menengah yaitu 20- 25%, dan amilosa tinggi yaitu lebih dari 25%.

Pada beras ketan hanya mengandung 0- 2% amilosa.
Menurut reed ( 1975 ) butiran pada pada umumnya mengandung 15- 30% amilosa dan 70- 85% amilopektin. Khusus varietas Waxy atau Glutinous, hampir seluruhnya disusun oleh amilopektin ( amiloksanya sangat rendah ).


Pada jenis beras yang mengandung amilosa rendah ini, bila beras dimasak menyebabkan keadaan yang lekat dan lunak. Sebaliknya pada beras yang mengandung amilosa tinggi, menyebabkan keadaan yang keras karena adanya penyerapan air yang banyak, sehingga membentuk ikatan hidrogen yang lebih besar.

Semakin tinggi kandungan amilosa kemampuan pati untuk menyerap air lebih besar karena amilosa mempunyai kemampuan lebih besar dari pada amilopektin dalam membentuk ikatan hidrogen ( Juliano, 1972 dalam Haryadi, 1992).

Pati yang banyak mengandung amilopektin ( amilosa rendah ), bila dimasak tidak dapat membentuk gel yang kukuh dan pasta yang dihasilkan lebih lunak ( disebu long teksture ). Sifat long tekstur menyebabkan kencenderungan sifat yang merenggang  dan patah, sehingga menghasilkan tingkat pengembangan yang lebih besar.

Pengukusan bertujuan agar terjadi proses gelatinisasi pada molekul pati. Suhu pada saat granula pati pecah disebut suhu gelatinisasi tergantung pada konsentrasi serta jenis pati ( winarno, 1984 ).

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap gelatinisasi adalah : jenis pati, ukuran granula pati dan hubungan suhu dengan lama pemanasan ( Meyer, 1973 ).

Beras ketan dengan suhu gelatinisasi rendah akan memberi sifat yang lebih lekat dan lebih lama mengeras dibandingkan dengan yang suhu gelatinisasi tinggi.

Menurut Haryadi ( 1990 ), perbedaan tingkat gelatinisasi dan sifat retrogradasi yang dicapai setelah pengukusan adonan dan pendinginan bepengaruh pada pengembangan kerupuk pada penggorengan.

Menurut Sudarsono ( 1989 ), terdapat hubungan yang erat antara pengembangan dan kerenyahan suatu bahan kering yang digoreng.

Semakin besar pengembangan, semakin lemah ikatan antar partikel bahan, sehingga akan mudah patah jika dikenai gaya.


Dilaporkan bahwa kadar air rengginang sebelum digoreng menentukan sifat renyah rengginang goreng. Kadar air yang paling cocok untuk pengembangan berkisar antara 8- 9% ( Yu et al, 1891 ). Kerenyahan suatu produk dipengaruhi oleh Aw ( Aktivitas Air ), makin kecil air maka kualitas produk semakin renyah ( Katz dan Labuza, 1981 ).

Warna beras yang berbeda- beda diatur secara genetik akibat dari perbedaan gen yang mengatur warna aleuron warna endospermia dan komposisi pati pada endospermia.

Beras "Biasa" yang berwarna putih agak trasparan karena hanya memiliki sedikit aleuron dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. beras ini mendominasi pasar beras. Warna beras yang berbeda- beda diatur secara genetik, akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron dan warna endospermia, dan komposisi pati pada endoapermia.

Beras Merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.

Beras Hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.


Beras Ketan, bewarna putih tidak transparan, seluruh atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan Hitam, merupakan variasi ketan dari Beras Hitam. Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak, misalnya beras cianjur ( pandawangi atau rajalele ).

Aroma ini disebabkan karena beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

Varietas unggul padi beras ketan antara lain, Ayung, Lusi, IR65, Ketonggo, Ciasem, dan Setail (ketan hitam). Varietas unggul padi beras merah adalah Bahbutong dan Aek Sibundong.

foto dari link berassawahlega[dot]blogspot[dot]com

No comments:

Post a Comment

Sebagai pengunjung yang baik berkomentarlah yang sopan dan baik, terimakasih.